![]() |
(pinterest/ssr) |
Unsur
harmonilah yang membuat seseorang merasa semangat, bingung dan tidak tenang.
Seandainya di dalam jerami tidak ada amber, maka jerami tidak akan tertarik
pada amber. Keserasian ini sangatlah samar dan tak terlihat oleh mata.
Pemikiran
tentang sesuatulah yang membawa manusia tersebut datang kepada sesuatu yang
dipikirkan. Memikirkan toko akan mengantarkan seorang ke tokoh, memikirkan
makan akan membawa seorang ke tempat rumah makan. Akan tetapi di antara sebuah
pemikiran tersebut terdapat hal yang palsu dan sulit dibedakan. Sebagai contoh
ada seorang pernah mendatangi suatu tempat, tetapi kemudian menyesal karena
telah mendatanginnya dan berkata “aku pikir ini tempatnya, ternyata bukan”.
Pemikiran
adalah laksana kemah ketika pemikiran menghilang dari pandangan dan hanya
hakikat tanpa selubung pemikiran yang tampak tidak akan ada lagi kebingungan
yang luar biasa.
Sesunguhnya
yang menarik hanya ada satu, tetapi muncul dalam bentuk yang bermacam-macam.
Apakah kamu tidak sadar bahwa manusia dikuasai oleh ratusan keinginan yang
bermacam-macam dan berbeda-beda bentuknya. Seorang berkata; aku ingin halwa,
aku ingin kue kering, aku ingin buah dan aku ingin kacang-kacangan. Manusia
menghitung dan juga menamainya satu-persatu akan tetapi dari yang diinginkan
tadi intinya hanya ada satu, yaitu lapar. Jika seorang sudah terpenuhi rasa
laparnya dengan salah satu saja dari makanan tersebut, maka akan berkata; “tidak ada lagi yang dibutuhkan dari
makanan-makanan yang bermacam-macam itu”.
Dapat
dipahami bahwa sesuatu yang menarik dari manusia bukanlah berjumlah ratusan
atau bahkan ribuan, melaikan hanya ada satu. “dan tidaklah kami jadikan bilangan mereka
itu melainkan untuk jadi fitnah” {QS. Al-Muddatsir; 31}. Jika sudah
demikian, lalu ratusan yang mana? Ribuan yang mana dan puluhan yang mana ?
sejatinya, jumlah mereka yang banyak itulah Cuma ada satu dan dibolak-balikan
oleh pemikiran. Sedikit jika dihitung, dan banyak jika diikta.
Aku akan memcari hakikat diriku dengan jalan dan
bantuan para masayikh
Seolah-olah mereka tak berjenggot, karena saking
lamanya mecium
Berat untuk kehilangan mereka, tapi ringan untuk
memanggil mereka
Begitu banyak ketika diikat, tetapi sedikit saat
dihitung
(Puisi abu
at-tayyib al-mutanabbi)
Oleh: Dimas Mahendra Adi Putra (Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir angkatan 2021)