Semarang, 18 September 2025 – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) UIN Walisongo Semarang gelar diskusi rutin “Teras Tafsir” di pelataran Masjid Al-Fithroh Kampus 2 UIN Walisongo Semarang.
Diskusi kali ini mengangkat tema seputar peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., mengingat telah memasuki bulan Rabi’ul Awal, bulan kelahiran Rasulullah Saw. Moderator diskusi membuka acara dengan menyinggung fenomena pro-kontra perayaan Maulid Nabi yang sering diberitakan media.
“Belakangan ini, banyak disorot media tentang pengadaan maulid ataupun sholawatan secara besar-besaran. Efek positifnya adalah mengajak generasi muda untuk cinta nabi dengan gemar bershalawat. Namun, efek negatifnya juga jelas, yaitu bercampurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat, bahkan ada yang sampai berbuat mesum di sana,” ujarnya.
Antusiasme peserta membuat diskusi berjalan panjang. Pemateri, M. Adika Arifin, menyampaikan pandangannya terkait hukum dan sejarah Maulid Nabi.
“Maulid Nabi diadakan pertama kali kapan, itu masih menuai banyak pendapat. Dalam Kitab Ahlu Sunnah wal-Jama’ah karya Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dijelaskan bahwa kegiatan Maulid Nabi merupakan bid’ah hasanah, yakni kegiatan yang bertujuan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, meskipun tidak ada dalil dalam al-Qur’an maupun sunnah, serta tidak dilaksanakan pada zaman Nabi,” jelasnya.
Menutup diskusi, Adika menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi di Indonesia memiliki nilai ibadah sekaligus sosial.
“Kegiatan maulid nabi adalah kegiatan yang baik, apalagi di Indonesia. Kegiatan ini selain mendekatkan kita kepada Tuhan juga memperkuat tali persaudaraan karena banyak dilaksanakan di masjid-masjid kampung. Adapun menanggapi pro-kontra maulid, kita pribadi harus menjaga diri dari maksiat. Jika ada acara besar, sebaiknya juga melibatkan pihak keamanan, seperti Banser, agar acara terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.
Reporter : Salsabila Aulia Insyani (Mahasiswa IAT 2024)
Editor: Farah Putri